Komunitas Blogger Kotawaringin Barat

Islamic Calendar

Islamic Widget

Kamis, 15 Juli 2010

Rakyat Kobar Geram Pemimpin yang Sah Dianiaya

Berita Utama
Selasa, 13 Juli 2010 05:53

RIBUAN warga Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, kemarin turun ke jalan untuk menumpahkan kekecewaan mereka atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menganulir penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas kemenangan calon pemimpin mereka, Sugianto Sabran-Eko Soemarno.
Namun lewat aksi unjuk rasa yang berlangsung sepanjang hari kemarin, kedewasaan berpolitik rakyat Kobar terbuktikan. Meski memendam kekecewaan yang teramat sangat, dengan jumlah mencapai ribuan dan memenuhi jalan-jalan protokol, warga Kobar berhasil menggelar unjuk rasa yang berakhir damai. Kabar yang menyebutkan Kobar akan mencekam pun terbantahkan.
Apresiasi pun datang dari Kapolres Kobar AKBP Nuryadi Purtono selaku penanggung jawab keamanan dan ketertiban setempat. "Saya benar-benar bangga terhadap rakyat Kobar. Pelaksanaan tugas kami dapat terlaksana dengan baik karena semua pihak memegang komitmen yang tinggi," ujarnya yang langsung disambut riuhnya tepuk tangan pengunjuk rasa.
Sebelumnya, entah siapa yang menghembuskan, sempat beredar isu bahwa Kota Pangkalan Bun (Ibu Kota Kobar) akan memanas karena adanya unjuk rasa yang akan berlangsung besar-besaran.
Tapi faktanya, kemarin semua aktivitas masyarakat berlangsung normal. Para orang tua dengan tenang mengantar anaknya ke sekolah masing-masing seiring dengan di–mulainya tahun ajaran baru. Begitu juga dengan situasi di pasar, aktivitas jual beli berlangsung seperti hari-hari biasa. Hanya ruas jalan di depan gedung KPU dan DPRD yang ditutup sehingga masyarakat harus sedikit berputar perjalanannya.
"Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami terkait dengan utusan MK No 45/PHPU.D-VIII/2010 yang cacat hukum karena mengkhianati kedaulatan rakyat Kobar. Putusan itu secara tidak langsung sudah menghilangkan 67.199 suara rakyat Kobar. Kami tidak terima jika calon pemimpin yang sah dianiaya. Kami tidak akan berhenti mencari keadilan," cetus Koordinator Aksi Aminullah AD dalam orasinya di depan Kantor KPU.
Sontak saja, meski terik matahari membakar kulit, massa langsung menyambut orasinya dengan teriakan, "Hidup Sukses... Sugianto pemimpin yang sah... Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan".
Tiga dari lima anggota KPU-M Jali Noor, Awaluddin, dan Tonny Pandiangan-- pun menerima dengan hangat para pengunjuk rasa itu. "Kami akan segera menggelar rapat pleno untuk menentukan sikap atas putusan MK itu," ujar Tonny lewat pengeras suara.
Aksi pun dilanjutkan ke Gedung DPRD yang setibanya di sana diterima langsung oleh Ketua DPRD Subahagio. "Sebagai wakil rakyat, kami tentu tak akan tinggal diam jika rakyat Kobar resah. Kami akan tetap berpatokan pada penetapan awal KPUD yang menyatakan Sugianto-Eko sebagai pemenang pemilu kada," ujar Subahagio yang pada kesempatan itu juga didampingi oleh lima anggota DPRD yang mewakili Fraksi PAN, PDIP, Gerindra, Golkar, dan PKS. Subahagio sendiri berasal dari Fraksi Demokrat, fraksi pengusung pesaing Sugianto-Eko, Ujang Iskandar-Bambang Purwanto.
Usai diterima anggota dewan, ribuan pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib sambil berkeliling kota dengan kendaraan yang mereka tumpangi. Aksi konvoi damai mereka mengundang simpati dari masyarakat Kobar yang berada di sisi jalan.
"Hidup Sugianto...," teriak seorang ibu yang sedang menggendong anaknya sambil mengepalkan tangan ke udara saat peserta konvoi lewat di depannya.

Tidak masuk kantor
Meski unjuk rasa besar-besaran itu bisa jadi untuk pertama kalinya di Pangkalan Bun, Bupati Kobar Ujang Iskandar selaku kepala daerah sama sekali tak menampakkan diri. Sudah sebulan lebih, Ujang lebih banyak mengurus per–kara di MK daripada mengurus pemerintahan di Kobar. Ia lebih memilih berdiam diri di rumah pribadinya di kawasan Arut Selatan sambil memantau situasi di Pangkalan Bun.
"Maaf, untuk saat ini Bapak sedang tidak bisa diganggu. Dari pagi bapak tidak pergi ke mana-mana sambil menunggu informasi yang masuk," ujar petugas protokol rumah pribadi Ujang, Firman.
Ia juga memastikan Ujang tak akan masuk kantor hingga pelantikan kepala daerah yang baru pada 3 Agustus mendatang. "Sepertinya Bapak tidak akan masuk kantor hingga akhir Agustus nanti," katanya singkat. Sementara suasana di rumah pribadi Ujang sendiri sepi. Pengamanannya sangat ketat dengan dijaga puluhan aparat kepolisian. Dua unit mobil pemadam kebakaran juga terparkir di depan rumahnya.

Sumber : http://www.borneonews.co.id/component/content/article/9-frontpage/3362-rakyat-kobar-geram-pemimpin-yang-sah-dianiaya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar