Sabtu, 10 Juli 2010
Harga Karet Berfluktuatif
Sejak awal tahun 2010 hingga kini harga komoditas karet di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) selalu berfluktuatif. Namun secara umum harganya cukup bagus.
Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan (Disbun) Kobar harga Karet di daerah Perusahaan Inti Rakyat (PIR) kecamatan Pangkalan Banteng, yang dijadikan patokan, saat Januari lalu harganya Rp 8.600 sementara naik pada Bulan Februari menjadi Rp 9.850. Menginjak bulan Maret kembali turun menjadi Rp 9.350. Nah, posisi ini akhimya bertahan hingga buIan April, dan kembali turun menjadi Rp 9.300 hingga sekarang.
Kepala Disbun Kobar Rosehan Pribadi melalui Bidang Pengolahan dan Pemasaran, Sumiati, harga tersebut diambil patokan dari PIR, sementara dari masyarakat lainnya harganya juga, berbeda-beda. Namun demikian, kata Sumiati, kondisi saat ini membuat para petani karet semakin banyak mendapatkan untung jika dibanding beberapa tahun silam.
"Pada saat krisis global melanda dunia pada akhir 2008 Ialu, dampaknya terhadap nilai perdagangan komoditi karet sangat buruk. Pada awal krisis, para petani sempat ketar-ketir akibat harga karet langsung anjlok hingga mencapai 30 persen dari harga normal," jelas Sumiati.
Untuk harga di bulan Juli masih belum diketahui. Menurut Sumiati komoditi Karet penetapan harganya berbeda dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang dilakukan di awal bulan. "Kalau harga TBS untuk satu bulan kedepan sudah dapat diketahui, sedangkan harga karet, kami mengetahuinya diakhir bulan," ujarnya.
Sementara menurut pengakuan petani di Kecamatan Pangkalan Lada, Ghafur, harga karet saat ini dinilai cukup bersahabat. Dalam pengelolaan kebun karet ini sendiri tidak rumit, tidak memerlukan modal yang besar, tidak perlu pemupukan ekstra. Namun hanya hanya butuh modal tenaga untuk menyadap. "Terlebih saat ini harga karet sudah mulai membaik, tentunya akan membantu perekonomian para petani Karet," ucapnya. (Sumber: Radar Sampit, 8 Juli 2010)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar