Kotawaringin Barat | |
Sabtu, 24 Juli 2010 00:46 | |
MUJUR tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Mungkin pribahasa ini pantas menggambarkan kehidupan para petani di Desa Kumpai Batu Bawah, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), saat ini. Bagaimana tidak, harapan besar penduduk transmigran yang datang jauh-jauh dari Pulau Jawa itu, untuk memanen padi hasil kerja keras mereka hanya tinggal angan. Hamparan hijau padi di sawah kini berganti dengan genangan air yang luas menyerupai danau. Seperti yang dialami Sipah, 45, salah seorang petani asal Jember, Jawa Timur (Jatim) yang menetap di Desa Kumpai Batu Bawah. Hamparan padinya yang mulai menghijau kini berganti dengan genangan air sedalam 1 meter. Kondisi ini terjadi hampir sebulan terakhir. Padahal, bertani merupakan mata pencarian urama Sipah dalam menghidupi keluarganya. Tapi kini, ladang pencetak uangnya mencair diterjang luapan air Sungai Arut. "Banjir yang terjadi hampir satu bulan ini, membuat kami berhenti bertanam yang kedua. Kami hanya pasrah dan pergi ke sawah hanya untuk mencari rumput," tuturnya, dengan nada sedih. Karena tidak banyak yang bisa dilakukan, Sipah pun memilih mencari rumput untuk makan tiga ekor sapi kesayangannya. Meski kini banjir mulai surut, Sipah belum berani mengolah sawahnya karena khawatir ada banjir susulan. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa jika kondisi seperti ini, kami menyibukan diri dengan berbagai kegiatan lain saja," ujar dia. Meski peristiwa yang dirasakan terlihat memilukan, Sipah berusaha tegar. Tekatnya hanya satu, tetap menjadi petani setia di desa yang sekarang terlihat seperti hamparan rawa itu. Meski begitu, dia mengaku tetap mengharapkan bantuan dari Pemkab Kobar, terutama bantuan kebutuhan sehari-hari. Dia juga meminta pemerintah secepat mungkin mencari solusi yang tepat agar banjir tahunan ini tidak kembali terjadi. Sumber : http://borneonews.co.id/news/kobar/12-kobar/3557-harapan-petani-tergerus-banjir.html |
Sabtu, 24 Juli 2010
Harapan Petani Tergerus Banjir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar