Kotawaringin Barat | |
Jumat, 23 Juli 2010 01:17 | |
Kenaikan harga bahan kebutuhan pokok beberapa HARGA sejumlah komoditas sayuran di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat semakin tidak terkendali. Jika pada awal Juli ini harga cabai merah dan cabai rawit masih pada kisaran Rp40 ribu per kilogram (kg) sekarang sudah menembus Rp80 ribu per kg. Dari penelusuran Borneonews di pasar tradisional Indra Sari, Kelurahan Baru, kemarin, harga cabai rawit mencapai Rp80 ribu per kg. Kenaikan harga cabai itu disebabkan spekulasi oleh para pedagang di tingkat agen maupun eceran. Padahal, stok cabai merah mau-pun rawit masih mencukupi.Anto, agen sayuran di Pasar Indra Sari mengaku, harga jual cabai rawit dari Jawa Tengah tidak berubah yakni sekitar Rp48 ribu per kg. Ia terpaksa menjual cabai di Pangkalan Bun dengan harga tinggi karena dari rata-rata stok cabai satu peti 50 kg terdapat susut sampai 30 kg. "Kalau cabai rawit yang bisa saya jual hanya 30 kg, ke mana saya harus mengganti kerugian saya?" paparnya. Pengakuan berbeda muncul dari agen sayur-mayur lainnya. Sukarman yang juga menjual secara eceran menjelaskan, sebagian besar yang berjualan di pasar bagian luar itu adalah para agen. Para pedagang di dalam justru hampir semuanya membeli sayur-mayur dari para agen seperti dirinya. Sebagai contoh, Sukarman mengatakan dirinya hanya menjual kembang kol Rp25 ribu/kg. Itu sudah merupakan harga termahal, namun jika membeli kembang kol di pasar bagian dalam bisa mencapai Rp50 ribu. Perbedaan harga juga terjadi pada seikat bayam. Para pedagang di Pasar Indra Sari menjual bayam per ikat Rp4.000. Tapi, Riyati, seorang pedagang warung nasi, mengaku sempat terkejut ketika membeli bayam kemarin subuh dengan harga Rp8.000 per ikat. Harga kubis juga naik Rp5.000 dari sebelumnya. Rp12 ribu/kg. Sawi hijau langka Sayuran sawi hijau yang harganya sekitar Rp4.000-Rp5.000 per ikat kini sudah naik sampai Rp18 ribu. Kenaikan harga sawi hijau tersebut, ungkap Rodiyah, pedagang sayur-mayur di Pasar Indra Sari, disebabkan kebun sawi hijau di Desa Karang Anyar, Kecamatan Arut Selatan, terendam banjir. Daerah itu meru-pakan pemasok utama sawi hijau untuk wilayah Pang-kalan Bun. Sumber : http://borneonews.co.id/news/kobar/12-kobar/3533-harga-sayuran-makin-tidak-terkendali.html |
Sabtu, 24 Juli 2010
Harga Sayuran makin tidak Terkendali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar