Kotawaringin Barat
Minggu, 15 Agustus 2010 00:25
SEMAKIN tingginya kemampuan daya beli masyarakat Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, untuk membeli kendaraan bermotor membuat Terminal Natai Suka semakin sepi dalam beberapa bulan terakhir. Setiap harinya kurang dari lima angkutan umum yang beroperasi di terminal itu.
Bahkan salah seorang sopir angkutan penumpang jurusan Amin Jaya saat ditemui Borneonews, kemarin, mengatakan saat ini banyak angkutan yang tidak rutin lagi menarik penumpang. Hal tersebut karena jumlah armada melebihi jumlah penumpang yang akan menggunakan jasa angkutan.
"Tentu saja pendapatan saya merosot tajam. Saya dua hari sekali baru bisa beroperasi, itu pun tidak selalu penuh. Hari ini saja saya hanya dapat Rp50 ribu setelah dipotong bensin dan setoran ke bos," ujar supir angkutan itu.
Dijelaskannya, dalam satu jurusan, angkutan yang mengisi trayek tersebut bisa diisi lima sampai enam kendaraan. Sementara calon penumpang makin hari makin menurun.
Menurut kepala Terminal Natai Suka Afrizal, keadaan itu memang sudah berlangsung lama. Salah satu penyebabnya adalah makin banyaknya kendaraan pribadi, sehingga masyarakat tidak lagi menggunakan kendaraan umum.
Ia juga menambahkan, penyebab lainnya adalah banyak beroperasinya angkutan liar berplat hitam yang ada di Pangkalan Bun. Akibatnya banyak calon penumpang yang lebih memilih angkutan tersebut dari pada angkutan umum di terminal.
Kondisi terminal kian sepi akibat tidak difungsikannya terminal oleh sejumlah perusahaan otobus (PO) yang melayani angkutan kota dalam provinsi (AKDP). "Sebenarnya sesuai aturan, seharusnya angkutan umum seperti bus itu harus masuk terminal. Tapi yang ada saat ini mereka langsung ke pangkalannya masing-masing," imbuhnya.
Padahal pihaknya telah berulang kali memberikan surat edaran terkait aturan tentang angkutan umum tersebut. Tapi nampaknya para pemilik PO yang ada sampai saat ini masih belum mengindahkannya.
"Dulu mereka beralasan karena jalan menuju terminal kondisinya rusak parah, tapi sekarang setelah kita usulkan ke Pemkab untuk diperbaiki dan sudah dituruti, tetap saja mereka tidak mau masuk terminal," ujarnya.
Padahal menurut Afrizal, dengan masuknya semua aktivitas bongkar muat penumpang angkutan umum di terminal, diharapkan bisa memutus mata rantai kendaraan liar yang beroperasi.
Khusus menghadapi arus mudik Lebaran, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah armada untuk melayani angkutan ke luar kabupaten. "Tapi sampai saat ini belum terlihat adanya lonjakan penumpang di sini," ujarnya.
Sumber : http://borneonews.co.id/news/kobar/
Minggu, 15 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar