Komunitas Blogger Kotawaringin Barat

Islamic Calendar

Islamic Widget

Minggu, 01 Agustus 2010

Petani Tunda Masa Tanam Tahap Kedua

Kotawaringin Barat
Selasa, 27 Juli 2010 00:58
PARA petani di Desa Tanjung Putri, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), terpaksa menunda jadwal musim tanam tahap kedua, akibat areal persawahan mereka terendam banjir.
Seharusnya masa tanam kedua dilakukan pada bulan ini. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tanda-tanda petani akan menanam.
Ironisnya, banjir yang terjadi bukan sepenuhnya dikarenakan hujan yang terus-menerus turun, tetapi lebih diakibatkan tidak maksimalnya fungsi pintu air keempat yang ada di daerah itu.
"Akibatnya air yang tertampung meluber ke area persawahan. Seharusnya pintu air itu berfungsi mengatur debit air secara teratur," ujar seorang anggota Tani Serumpun, Desa Tanjung Putri Amang Usup.
Selain tidak berfungsi maksimal, sekat bawah pintu air tersebut juga jebol. Terkait jebolnya sekat ini, Usup menilai, hal itu terjadi akibat kurang matangnya rencana pembangunan yang dibuat dinas terkait.

Catatan hitam
Rusaknya pintu air keempat di Desa Tanjung Putri ini menambah panjang catatan hitam bangunan pintu air yang ada di daerah sentral padi di Kobar.
Sebelumnya, beberapa kasus terkait permasalahan pintu air juga sering kali dikeluhkan petani. Seperti bangunan pintu air yang ada di Desa Kumpai Batu Bawah hingga Desa Seberang Gajah, Kecamatan Arsel.
Petani di dua desa ini acap kali mengeluhkan pintu air di daerah mereka yang tidak berfungsi maksimal. Padahal, satu pintu air dibangun dengan biaya mencapai ratusan juta rupiah.
Berdasarkan catatan Borneonews, sedikitnya terdapat tujuh bangunan pintu air yang fungsinya belum dirasakan petani.
Permasalahan yang terjadi berfariasi, mulai dari belum lengkapnya pintu bendungan, tembok yang retak, timbunan tanggul yang belum selesai, hingga masalah rembesan air dari samping bendungan.
Tidak hanya itu, pintu air di Desa Seberang Gajah juga dituding menjadi biang permasalahan baru bagi petani. Pasalnya, keberadaan bendungan justru menutup saluran pembuangan air dari sawah menuju sungai. Akibatnya air hujan menjadi tertampung atau tidak dapat terbuang. Hingga menyebabkan sawah di sekitarnya kebanjiran.

Sumber : http://borneonews.co.id/news/kobar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar