Pihak perusahaan diharapkan tidak membayarkan tunjangan hari raya (THR) secara bersamaan. Langkah itu diambil agar tidak terjadi peningkatan arus mudik yang didominasi para pekerja perkebunan kelapa sawit.
"Sebaiknya THR segera saja dibayarkan. Lebih cepat maka lebih baik. Ini penting supaya pembayarannya tidak bersamaan. Kalau THR itu dibayarkan secara bersamaan, pasti ada masalah baru lagi. Misalnya, arus mudik akan terjadi tumpukan penumpang. Orang dapat uang kan bisa langsung beli tiket. Kalau bersamaan, akan tambah sesak," ujar Bambang Purwanto, kemarin.
Oleh karena itu, perusahaan diharapkan bisa memahami untuk saling membantu kinerja pemerintah dan aparat terkait yang kini sangat konsentrasi dalam memperlancar arus mudik. Dengan membedakan waktu pembayaran THR diyakini para pemudik juga akan berbeda dalam memilih waktu untuk pulang kampung sehingga kepadatan bisa dihindari dan lebih Ionggar.
Bambang Purwanto sendiri merupakan mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi sebelum maju sebagai calon wakil bupati mendampingi Ujang Iskandar pada PiIkada 2010.
Sejak menjabat di Disnakertrans, kata Bambang, pihaknya selalu menyampaikan imbauan kepada pihak swasta atau perusahaan untuk mempercepat proses pencairan THR ini, karena amat dibutuhkan masyarakat. Dalam bulan puasa, lanjutnya. Sebenarnya justru lebih banyak pengeluaran untuk mencukupi kebutuhan, apalagi menyongsong lebaran sehingga penyegeraan pembayaran THR akan lehih baik lagi.
Belum lagi dengan THR diyakini digunakan para tenaga kerja pula untuk membayarkan zakat yang, merupakan kewajiban bagi umat muslim, termasuk infak dan sedekah yang amat dianjurkan selama Ramadan mulia ini. "Jadi, mengingat begitu pentingnya THR ini, kita harap agar dibayarkan segera. Lebih cepat lebih baik untuk digunakan umat,” imbaunya. (Sumber: Radar Sampit, 26 Agustus 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar