Komunitas Blogger Kotawaringin Barat

Islamic Calendar

Islamic Widget

Kamis, 10 Juni 2010

Piala Adipura Lambang Budaya Malu


Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Dr Ujang Iskandar memaknai Piala Adipura keempat yang baru saja diraih sebagai satu simbol budaya malu yang mesti dilestarikan hingga kapanpun oleh semua lapisan masyarakat. "Piala Adipura adalah budaya malu. Inilah yang begitu besar dan sangat tinggi nilainya bisa diukur oleh apapun. Budaya malu ini yang harus kita lestarikan oleh semua lapisan masyarakat ini sampai kapanpun," tegas Bupati Dr Ujang Iskandar. Penegasan bupati ini dilontarkannya ke hadapan masyarakat Kobar, aparatur birokrasi, dan muspida, serta para undangan lainnya dalam acara seremonial penyambutan Piala Adipura di Kantor Bupati Jalan Sutan Syahrir Pangkalan Bun, kemarin.

Bupati mencontohkan, hal terkecil seperti membuang sampah sampai wujud yang sederhana seperti tisu dan puntung, rokok saja akan ada ketidaknyamanan di dalam hati masing-­masing bila dibuang di sembarang, tempat.

"Inilah contoh kecil. Maksudnya adalah apabila mau berbuat salah saja, jadi malu pada diri sendiri. Padahal tidak ada yang tahu, hanya diri sendiri dan Tuhan yang mengetahui itu. Begitu pula dengan ketidakmaksimalan yang lain, juga jadi malu. Positifnya adalah mengabdikan diri pada daerah yang kita cintai ini akan semakin maksimal dengan adanya budaya malu yang tumbuh dalam diri kita. itu filosofi Piala Adipura. Itu lah pesan moral Piala Adipura," jelas bupati.

Acara seremonial ini dilakoni juga oleh Wakil Bupati Kobar Drs. Sukirman yang didampingi para putra dan putri wisata yang membawakan Piala Adipura dan menyerahkan langsung secara simbolis kepada Bupati Kobar Dr Ujang Iskandar.

Acara juga diisi oleh grup marching band yang membawakan berbagai lagu menghibur masyarakat Kobar yang hadir, bahkan salah satunya memainkan musik melagukan selamat ulang tahun yang dipersembahkan kepada Bupati Dr Ujang Iskandar yang pada 6 Juni 2010 yang lalu berusia 49 tahun.

Isak tangis dari masyarakat Kobar juga mewarnai acara seremonial ini yang menyatakan tidak mau kehilangan Dr Ujang Iskandar yang dikenal sebagai pemimpin sabar, santun, dan dekat dengan rakyat. Bahkan, mereka masih saja menyanyikan lagu jagalah hati yang populer sebagai lagu khas pasangan UJI-BP pada pilkada 2010 ini dan didendangkan sambil menahan tangis. Mereka mengakhiri sore nan indah dan memilukan itu dengan berjabat tangan serta memeluk erat dan mencium Ujang Iskandar bersama istrinya sambil berderai air mata menetes membasahi pipi masing-masing. (Sumber: Radar Sampit, 10 Juni 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar