Selasa, 08 Juni 2010
Melihat Ternak Itik Petelur Terbesar Pertama di Kobar
Ujicoba 5 Ribu Itik, Prospek Sangat Menjanjikan
[telur-bebek-udang.blogspot.com] Defisit beberapa komoditas kebutuhan pokok mulai ditangkap sebagai peluang usaha oleh beberapa pelaku usaha di Kobar. Salah satunya dengan mengembangkan ternak bebek petelur. Bagaimana prospeknya?
Tingginya kebutuhan akan telur itik belum mampu dipenuhi oleh peternak lokal di Kobar. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, selama ini pasokan telur itik masih dipasok dari luar daerah. Peluang inilah yang kemudian ditangkap oleh Acun, dengan membudidayakan itik petelur di desa Kumpai Batu Bawah. Ujicoba pertama pengembangan dilakukan dengan memelihara sehanyak 5.000 ekor itik dan dinilai herhasil.
Budidaya ternak itik yang dinilai berhasil tersebut mendapat apresiasi dari Dinas Pertanian dan Peternakan (distanak) Kobar. Beberapa waktu lalu, distanakan sempat mengunjungi lokasi budidaya itik petelur.
"Belum lama ini distanak ada berkunjung ke sini. Distanak tertarik datang ke sini karena usaha itik petelur ternyata berhasil," kata Malik, orang kepercayaan Acun yang diamanati oleh memelihara itik petelur miliknya.
Menurut Malik, pengembangan itik petelur baru pertama di lakukan di Kobar. Dari ujicoba usaha sehanyak 5.000 itik yang dipelihara, 60 persen telah berproduksi. "Kalau sudah normal, idealnya dalam sehari hasilnya sudah 90 persen dari jumlah total bebek yang dipelihara," ujarnya.
Diakuinya, budidaya itik petelur cukup riskan jika tidak berhati-hati dalam penanganannya. Pasalnya, itik petelur dikenal mudah stress sehingga perlu kehati-hatian,dalamn pemeliharaannya.
"Kalau ada orag tidak dikenal masuk kandang, biasanya langsung stress. Ini bisa menyebabkan produksi menurun hingga 40 persen," paparnya.
Terkait kebutuhan akan pakan, ia mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkannya. Terlebih lagi di Kobar budidaya jagung juga dikembangkan. Pakan ternak lainnya seperti dedak juga mudah didapatkan.
"Daya jual dipasaran, sepengetahuan saya masyarakat lebih memilih telur lokal, karena selain lebih murah kondisinyajuga lebih segar, berbeda dengan yang dipasok dari Pulau Jawa," ucapnya.
Malik mengaku belum mengetahui kebutuhan riil masyarakat Kobar akan telur itik. Tetapi ia memprediksi kebutuhan akan telur sangat tinggi hingga puluhan ribu per harinya. Oleh karena itu peluang usaha yang dijalankannya tersebut menurutnya sangat menjanjikan.
Harapan dia, dengan adanya peternak lokal yang menghasilkan telur-telur berkualitas, akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga ke depan jika usaha tersebut semakin maju dan berkembang. "Kita harus berani memanfaatkan potensi yang ada, peluang masih besar," jelasnya. (Sumber: Radar Sampit, 9 Juni 2010)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Boss
BalasHapus