Komunitas Blogger Kotawaringin Barat

Islamic Calendar

Islamic Widget

Jumat, 25 Juni 2010

BPR Gelontorkan Modal Hingga Ke Pelosok


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Merunting Sejahtera diminta untuk memaksimalkan pemberian modal hingga ke pelosok. Pasalnya masyarakat yang membutuhkan modal untuk memulai usaha tidak hanya berkutat diareal dan wilayah perkotaan saja, melainkan juga hingga ke pelosok. “BPR harus menunjukkan capaian perkembangannya, masyarakat kan butuh modal sampai ke pelosok, bukan hanya di kota saja. “ tegas wakil bupati Kobar Sukirman.

Bahkan wabup mengungkapkan, mestinya BPR bisa membuktikan tentang dedikasi dan optimalisasi kinerjanya selaras dengan kesejahteraan yang diterima pegawai maupun pimpinan lembaga perbankan ini. “Itu biaya operasional BPR tidak kecil selama setahun. Gaji direkturnya saja sampai Rp. 15 jt. Harusnya kerja lebih maksimal lagi.” Cetus wabup.

Akses industri kecil terhadap lembaga kredit formal sangat rendah dan masih terhambat sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usaha dari modal sendiri atau sumber lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. Dalam konteks inilah, langkah keras pemihakan terhadap usaha kecil menengah mikro (UMKM) harus dilakukan. Program-program pemberdayaan mesti mendapat prioritas supaya sebagai penangkal krisis. Dari segi kebijakan, perbaiki iklim bisnis, fasilitasi pemasaran domestic dan luar negeri, dan sediakan peluang pasar.

Dukungan pemodalan, bantuan teknologi mesin dan alat, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia di UMKM juga terus menerus digalakkan. “Menyadari hal itu. Maka saya selaku orang yang mendapatkan amanah memimpin Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mencoba membagi system pemberdayaan usaha mikro dan pemberdayaan masyarakat yang tidak memiliki akses yang memadai tadi.” Jelas bupati. Sebelumnya bupati Kobar telah mengenalkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk mendekatkan pelaku usaha mikro dan kecil kepada akses modal dan membebaskan mereka dari jerat bunga rente yang mencekik. Mereka selama ini butuh akses permodalan dan karena itu, melalui BPR ini, mata rantai kemiskinan yang menjerat mereka diharapkan bisa putus. (Sumber: Radar Sampit, 22 Juni 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar