Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)
menjadi daerah tujuan untuk studi banding dan field trip tentang Pilot
Project REDD+ di Kawasan Penyangga Suaka Marga Satwa Sungai Lamandau.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini diikuti oleh sepuluh
orang dari berbagai negara, seperti Brazil, Ekuador, Peru, Mexico,
Guetamala, Amerika Serikat dan 20 orang dari Indonesia.
Studi banding
hari pertama Jum’at (28/6), digelar di balai Pertemuan Yayasan
Orangutan. Sementara hari kedua di SM Lamandau.
Pelaksana Tugas Sekda Kobar Masradin yang hadir dalam kesempatan itu
mengatakan, Pemkab Kobar merasa bangga menjadi tuan rumah dalam studi
banding dan field trip tentang pilot projeck REDD+ di Kawasan Penyangga
Suaka Marga Satwa Sungai Lamandau.
Kegiatan ini, menurut Plt. Sekda
bertujuan mempelajari proses pelaksanaan sefegruad sosial dan
lingkungan, serta mendiskusikan upaya-upaya masyarakat dalam membantu
pengurangan emisi gas rumah kaca melalui program REDD+, dengan model
mengelola hutan masyarkat dikawasan penyangga Suka Marga Satwa Sungai
Lamandau di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dikatakan Masradin,
Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
dijadikan pilot project untuk pelaksanaan program pengurangan emisi gas
rumah kaca melalui mekanisme REDD+. Melalui program ini diharapkan
perkembangan pola pengelolaan hutan secara berkelanjutan oleh
masyarakat, pemerintah, dan swasta, yang akan menjadi insentif secara
positif jika mampu membuktikan pengurangan emisi.
Saat penjelasan
yang disampaikan oleh Yoyorin, peserta lebih cendrung banyak bertanya
seputar pengelolaan hutan oleh masyarakat serta bagaimana membina
masyarakat yang berada di pinggiran hutan agar menjaga hutan serta
pemanfaatan hutan itu sendiri. (Sumber Radar Sampit, 29 Juni
2013){jcomments on}
Sabtu, 13 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar