Komunitas Blogger Kotawaringin Barat

Islamic Calendar

Islamic Widget

Kamis, 20 Desember 2012

Dinkes Tetapkan Status Waspada

Penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) merenggut satu korban jiwa yang bernama Niel (5), meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan sekitar 20 jam di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Informasi yang dihimpun Koran ini, warga Jalan Pangeran Adipati Gg. Beringin, Kelurahan Raja Kecamatan Arut Selatan meninggal dunia Selasa siang (18/12). Meninggalnya bocah tersebut mengejutkan orang tua dan pihak keluarga Niel, sebelumnya mengalami panas tinggi selama tiga hari. Baru hari keempat korban dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun setelah mengalami muntah.
Niel sendiri sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit kurang lebih 20 jam, namun akibat kondisi korban yang sudah parah sebelumnya, membuat nyawa korban tidak tertolong lagi. Asni, orang tua korban sempat jatuh pingsan beberapa kali mengetahui anaknya meninggal dunia.
Shinta, tetangga koban mengatakan sebelum sakit, Niel tampak segar dan tidak ada tanda-tanda seperti orang sakit. “Minggu siang dia masih asyik bermain dengan anak saya. Tapi setelah itu mengalami panas,” kata Shinta.
Puncaknya, Niel mengalami muntah pada senin malam (17/12), Orang tua Neil langsung membawa ke Rumah Sakit. “Kalau kepastiannya tidak tahu, tapi yang jelas kami mendengar akibat DBD. Hal tersebut terlihat ketika tubuh korban terdapat bercak-bercak merah dan keluar darah di bagian tertentu,” ujarnya.
Sebenarnya, lanjut Shinta, di daerah tempatnya tinggal sudah banyak anak yang terserang DBD sampai keluar masuk rumah sakit. Namun, hingga meninggal cuma Neil.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kobar, Samsudin saat dikonfirmasi membenarkan korban meninggal akibat DBD. Namun untuk memastikan apakah murni disebabkan penyakit DBD, masih melakukan pengecekan dilapangan dan menelusuri riwayat kesehatannya.
“Iya benar memang informasinya itu karena penyakit DBD, yang lokasinya berada dilingkup Puskesmas Arsel, tetapi kita perlu pastikan dulu dengan menelusuri riwayatnya seperti apa, serta melakukan pengecekan ke lapangan, hasilnya mungkin nanti sore bisa diketahui apakah memang karena DBD atau karena sebab lain. Kita juga sudah menetapkan DBD di Kobar dengan status waspada,” ujar Samsudin. Kemarin (19/12)
Informasi lainnya, kata Samsudin di Sungai Rangit juga ada korban meninggal karena DBD. Pihaknya langsung ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Sebagai antisipasi yang pertama dilakukan dengan melakukan pengecekan terlebih dahulu ketika menerima informasi. Dinkes juga gencar melakukan fogging atau pengasapan.
Terpisah Kepala Puskesmas Arsel, dr. Rita mengatakan di bulan November tercatat 3 pasien DBD ditangani pihaknya. Sementara di bulan Desember ada enam pasien. “Untuk Desember saja, sudah ada enam kasus DBD dan informasinya malah ada yang meninggal tetapi saya tidak berani pastikan itu karena DBD atau tidak, mungkin kroscek saja ke rumah sakit karena dirujuk ke sana,” ungkap Rita.
“Sementara itu, saat dihubungi Koran ini, Kepala Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Sayuti Syamsul, juga membenarkan bahwa pasien DBD mengalami peningkatan, tetapi ia mengaku tidak mengetahui persis berapa datanya yang masuk karena tidak sedang berada di kantor.
Kemudian ditanya apakah sudah ada pasien yang meninggal akibat penyakit DBD seperti dikabarkan tersebut, Sayuti juga belum bisa memastikan bisa hubungi kepala Bidang Pelayanan Publik RSUD,” ungkap Suyuti menjelaskan.
Dikalangan masyarakat kasus DBD sudah ramai diperbincangkan. Pasalnya sudah membuat masyarakat khawatir dan mulai banyak menyerang warga. Seperti dikomplek Mendawai kawasan Korindo, warga juga mengeluhkan karena sudah banyak warga didaerah tersebut terkena penyakit DBD. “Pemkab Kobar harus cepat bergerak dengan adanya keluhan masyarakat ini, karena warga sudah banyak yang sakit karena DBD,” ungkap salah seorang warga kepada Koran ini kemarin. (Sumber Radar Sampit, 20 Desember 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar