Komunitas Blogger Kotawaringin Barat

Islamic Calendar

Islamic Widget

Rabu, 19 Desember 2012

2014, Tenaga Medis Minimal D3

Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat (Kobar) kembali membuka perkuliahan perdana program khusus diploma III (DIII) Kebidanan angkatan kedua Poltekes Kementrian Kesehatan RI Palangka Raya di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Sabtu (8/12). Program ini untuk meningkatkan kualitas tenaga medis sehingga berdampak pada penurunan angka kematian ibu, bayi dan gizi buruk di Kobar.
Kepala Dinas Kesehatan Kobar Indrawan Sakti mengatakan, program khusus D3 kebidanan angkatan kedua untuk perkulihan perdana ini yang dulunya ada 40 mahasiswa untuk angkatan pertama dan sekarang turun menjadi 35 mahasiswa. Untuk menjawab tuntutan undang-undang tenaga medis kesehatan harus D3 atau setara di atasnya pada tahun 2014.
“Namun jika pada waktunya nanti patugas medis ini belum sampai D3 maka tidak diakui sebagai tenaga teknis kesehatan, dengan begitu nantinya registrasi untuk praktek kebidanan, keperawatan akan terakreditasi dari jenjang pendidikan itu sendiri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Indrawan Sakti usai membuka perkuliahan perdana program D3 kebidanan Poltekes Menteri Kesehatan RI Palangka Raya di Pangkalan Bun, Sabtu (8/12) siang.
Dikatakan Indrawan, untuk menjawab semua itu diperlukan program khusus yang didukung Kementrian Kesehatan RI untuk mempercepat peningkatan kesetaraan kompetensi. “Sebenarnya masih banyak petugas kesehatan yang berada di Rumah Sakit Sultan Imanuddin dan Dinas Kesehatan yang belum sampai D3, yakni 79 orang.
Untuk tahun depan hal seperti ini akan tetapi kita buka,” ujarnya. Selain itu program yang sedang dilakukan ini adalah sebagai bentuk untuk meningkatkan kualitas tenaga medis dan menekan angka kematian ibu dan bayi serta angka gizi buruk yang ada di Kobar.
“Ini intinya pada tahun 2025 akan menjawab semuanya dan apakah tenaga medis yang dimiliki itu mempuni atau tidak dalam menangani kasus yang masih ada sehingga sekarang, yakni permasalahan meninggalnya ibu dan bayi ketika saat proses persalinan dan pengetasan gizi buruk,” bebernya.
Bahkan Dinas Kesehatan Kobar memberikan pelayanan kesehatan gratis dan mudah terjangkau, termasuk peningkatan sarana dan prasarana yang juga harus ditingkatkan. “Dengan begitu sarana dan prasarana kesehatan yang mempuni maka harapan kami kedepan angka-angka kematian ibu, bayi serta gizi buruk dapat dientaskan. Dengan begitu derajat kesehatan masyarakat Kobar itu pelan-pelan meningkat,” pungkasnya.
Acara diakhiri dengan menyematkan tanda peserta mahasiswa baru kemudian dilanjutkan penandatanganan MOU antara Poltekes Kemenkes RI Palangka Raya dengan Pemerintah Kabupaten Kobar, yakni melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kobar. (Sumber Radar Sampit, 10 Desember 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar