Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat (Kobar) kembali membuka perkuliahan
perdana program khusus diploma III (DIII) Kebidanan angkatan kedua
Poltekes Kementrian Kesehatan RI Palangka Raya di Pangkalan Bun
Kotawaringin Barat Sabtu (8/12). Program ini untuk meningkatkan kualitas
tenaga medis sehingga berdampak pada penurunan angka kematian ibu, bayi
dan gizi buruk di Kobar.
Kepala Dinas Kesehatan Kobar Indrawan Sakti
mengatakan, program khusus D3 kebidanan angkatan kedua untuk perkulihan
perdana ini yang dulunya ada 40 mahasiswa untuk angkatan pertama dan
sekarang turun menjadi 35 mahasiswa. Untuk menjawab tuntutan
undang-undang tenaga medis kesehatan harus D3 atau setara di atasnya
pada tahun 2014.
“Namun jika pada waktunya nanti patugas medis ini belum sampai D3
maka tidak diakui sebagai tenaga teknis kesehatan, dengan begitu
nantinya registrasi untuk praktek kebidanan, keperawatan akan
terakreditasi dari jenjang pendidikan itu sendiri,” kata Kepala Dinas
Kesehatan Indrawan Sakti usai membuka perkuliahan perdana program D3
kebidanan Poltekes Menteri Kesehatan RI Palangka Raya di Pangkalan Bun,
Sabtu (8/12) siang.
Dikatakan Indrawan, untuk menjawab semua itu
diperlukan program khusus yang didukung Kementrian Kesehatan RI untuk
mempercepat peningkatan kesetaraan kompetensi. “Sebenarnya masih banyak
petugas kesehatan yang berada di Rumah Sakit Sultan Imanuddin dan Dinas
Kesehatan yang belum sampai D3, yakni 79 orang.
Untuk tahun depan hal
seperti ini akan tetapi kita buka,” ujarnya. Selain itu program yang
sedang dilakukan ini adalah sebagai bentuk untuk meningkatkan kualitas
tenaga medis dan menekan angka kematian ibu dan bayi serta angka gizi
buruk yang ada di Kobar.
“Ini intinya pada tahun 2025 akan menjawab
semuanya dan apakah tenaga medis yang dimiliki itu mempuni atau tidak
dalam menangani kasus yang masih ada sehingga sekarang, yakni
permasalahan meninggalnya ibu dan bayi ketika saat proses persalinan dan
pengetasan gizi buruk,” bebernya.
Bahkan Dinas Kesehatan Kobar
memberikan pelayanan kesehatan gratis dan mudah terjangkau, termasuk
peningkatan sarana dan prasarana yang juga harus ditingkatkan. “Dengan
begitu sarana dan prasarana kesehatan yang mempuni maka harapan kami
kedepan angka-angka kematian ibu, bayi serta gizi buruk dapat
dientaskan. Dengan begitu derajat kesehatan masyarakat Kobar itu
pelan-pelan meningkat,” pungkasnya.
Acara diakhiri dengan menyematkan
tanda peserta mahasiswa baru kemudian dilanjutkan penandatanganan MOU
antara Poltekes Kemenkes RI Palangka Raya dengan Pemerintah Kabupaten
Kobar, yakni melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kobar. (Sumber Radar
Sampit, 10 Desember 2012).
Rabu, 19 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar