Selasa, 18 Mei 2010
Kesultanan Kutaringin bukan Lagi hanya Kenangan
BANGUNAN itu seluruh bagiannya terbuat kayu ulin, kayu keras khas hutan tropis Kalimantan. Tidak semua orang, terutama pendatang, mengetahui bangunan yang berdiri di atas Lapangan Tugu Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) itu adalah bernama Istana Kuning. Yang merupakan sisa-sisa peninggalan dari sebuah kerajaan terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan nama Kesultanan Kutaringin.
Sebagai kerajaan satu-satunya yang pernah berdiri di bumi Kalteng, kekuasaan Kesultanan Kutaringin tersebar dari ujung barat yaitu Kewedanan Sukadana yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Ketapang yang masuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), hingga ke ujung timur yang kini di kenal dengan Kabupaten Katingan, salah satu kabupaten pemekaran di Kalteng. Namun, sejak lebih dari 60 tahun lalu, tepatnya ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, eksistensi Kesultanan Kutaringin yang telah berusia lebih dari 350 tahun ini perlahan terus memudar.
Penyerahan kedaulatan kepada pemerintahan RI dari tangan Sultan XIV Sukma Alamsyah kala itu bukannya berbuah pada lestarinya peninggalan kesultanan. Tetapi justru sebaliknya. Tak ada penghargaan setimpal terhadap kerabat pewaris Kesultanan Kutaringin yang terpaksa tunduk pada ketentuan tidak ada negara dalam negara.
Kerabat Kesultanan bahkan mengaku kerap terpaksa menjual barang berharga peninggalan leluhurnya hanya untuk bertahan hidup.
Hampir seluruh peninggalan Kesultanan Kutaringin musnah ketika bangunan Istana Kuning ludes dilalap api akibat ulah orang tidak waras pada 1986. Belasan tahun berlalu. Bangunan istana yang dulunya menjadi pusat pemerintahan hanya tampak sebagai tiang-tiang kayu ulin yang tingginya tak lebih dari satu meter, dengan ujung-ujung yang menghitam. Tanpa dinding. Tanpa lantai. Hanya tiang-tiang gosong tak berharga.
Baru pada era 2000-an, Pemkab Kobar mulai melakukan renovasi besar-besaran terhadap situs bersejarah itu. Hingga kini bangunan terbuat dari kayu ulin yang berdiri kecoklatan menantang matahari tersebut menjadi tanda kebangkitan kembali Kesultanan Kutaringin. Memang bukan sebagai pusat pemerintahan. Juga bukan tempat tinggal sultan dan para kerabatnya.
Setidaknya, istana itu kini tak lagi menjadi bangunan hampa tanpa makna. Ia adalah simbol budaya masyarakat Kobar. Harapan baru itu kini semakin membuncah dengan dinobatkannya Pangeran Alidin Sukma Alamsyah sebagai Sultan XV Kesultanan Kutaringin. Semoga dengan penobatan itu bisa membawa Kesultanan Kutaringin menjadi salah satu kerajaan yang patut dikenang sepanjang masa.
(Dewantara/B-3)
(sumber :Borneonews 18 Mei 2010)
Calon Gubernur Kalteng yang Bersaing dalam Pilkada
PALANGKARAYA, RABU - Empat pasangan calon kepala daerah Gubernur Kalteng yang akan bertarung dalam pemilu kepala daerah (pemilukada) Kalteng telah mencabut nomor urut.
Nomor urut dan pasangan calon yang akan bersaing tersebut langsung ditetapkan KPU Kalteng sebagai peserta pemilukada Kalteng 5 Juni 2010 mendatang.
Nah, inilah nomor urut yang dimiliki pasangan:
1. Pasangan Amur-Baharudin
2. Pasangan Teras-Diran
3. Achmad Yuliansyah-Didik Salmijardi
4. Pasangan Yuandrias-Basuki.
(Sumber : Banjarmasinpost.co.id)
Masih Seputar Pemekaran Provinsi di Kalteng
PEMEKARAN PROVINSI KALTENG TIDAK MENIMBULKAN PERPECAHAN
Palangkaraya, 23/4 - Ketua Badan Pembentukan Provinsi Kotawaringin (BP2K) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Tengku Achmad Zailani menilai wacana pemekaran Provinsi Kalteng yakni Kotawaringin Raya dan Barito Raya tidak menimbulkan perpecahan.
"Pandangan akan menimbulkan perpecahan salah besar, karena batas provinsi itu bukan membatasi suku, agama, aliran dan sebagainya. Itu hanya merupakan batas wilayah," kata Tengku Achmad Zailani kepada wartawan di Pangkalan Bun Kabupaten Kobar, Jumat.
Menurut Zailani, kalau sudah dibentuk maka provinsi Kotawaringin itu tidak akan memisahkan suku Dayak di Kalteng bahkan di tanah Air.
Suku Dayak sendiri mempunyai alat pemersatu yang sangat kuat yakni, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang mempersatukan suku Dayak seluruh Indonesia di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Struktur MADN, kata dia, sampai ke tingkat paling bawah yakni tingkat desa. Untuk tingkat provinsi ada Dewan Adat Dayak (DAD) provinsi seperti DAD Kalteng, DAD Kalimantan Selatan, DAD Kalimantan Timur dan DAD Kalimantan Barat.
Selain itu, ada lagi DAD kabupaten/kota hingga DAD kecamatan dan DAD desa, semuanya itu sebagai pemersatu suku Dayak walaupun berlainan provinsi dan kabupaten/kota.
Nasional
MADN itu sudah jelas merupakan pemersatu suku Dayak secara nasional di dalam wadah NKRI.
"Siapa bilang kalau pemekaran provinsi ini akan memecah- belah suku Dayak di Kalteng ini. Saya kira itu pemikiran yang tidak benar karena pemekaran wilayah itu merupakan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, bukan memisah-misahkan masyarakat yang ada di dalam daerah tersebut baik agama, kepercayaan, suku dan sebagainya," kata Zailani.
Zailani menjelaskan tujuan utama pemekaran ini diantaranya memperpendek arus pelayanan kepada masyarakat sehingga mempercepat proses pembangunan, mempercepat peningkatan tarap hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu berupaya bagaimana mempercepat proses pembangunan di Kalteng ini, karena wilayah Kalteng terlalu luas, jadi siapa pun yang memimpin Kalteng ini mungkin akan sulit baginya untuk menjangkau seluruh wilayahnya sendiri.
"Tapi kalau diperkecil ruang lingkupnya dengan adanya pemekaran maka kami yakin bahwa arus birokrasi pemerintahan antara kabupaten dengan provinsi itu akan lebih pendek jaraknya, memperpendek jarak itu berarti mempercepat proses baik proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, itu semuanya berdampak kepada kemajuan di daerah itu sendiri," ujarnya.
Dia yakin Kotawaringin yang diusulkan menjadi provinsi hasil pemekaran ini, memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, jumlah penduduk yang cukup, kemudian sudah memenuhi syarat. Demikian juga masyarakatnya yang majemuk. Lima kabupaten ini akan lebih mempercepat proses pembangunan di daerah provinsi yang dibentuk ini.
Dapat dilihat kabupaten-kabupaten baru hasil pemekaran itu, sangat berbeda sekali dengan kondisinya ketika belum dimekarkan, contohnya Kabupaten Kotawaringin Barat yang dimekarkan menjadi tiga kabupaten yakni Lamandau dan Sukamara baru terasa sekali percepatan perubahan pembangunan itu setelah dimekarkan.
Jika statusnya tetap kecamatan mungkin 20 sampai 30 tahun lagi baru bisa merasakan kemajuan seperti sekarang ini.
"Jadi pemekaran itu bukan menimbulkan perpecahan, namun untuk kesejahteraan masyarakatnya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Zailani.
Wacana pemekaran Provinsi Kalteng wilayah barat dengan pembentukan provinsi Kotawaringin terus semakin menguat dengan adanya penandatanganan kontrak politik calon gubernur dan wakil gubernur Kalteng periode 2010 ? 2015 pasangan Achmad Yuliansyah dan Didik Salmijardi (Ayudik) belum lama ini.
Pasangan calon kepala daerah yang diusung Partai Golkar dan Demokrat pada pemilukada 5 Juni ini salah satu dari delapan program utamanya kalau terpilih nanti mendukung dan mendorong sepenuhnya pembentukan Provinsi Kotawaringin dan Barito Raya.
"Pemekaran bukan keinginan orang atau kelompok tertentu, melainkan kebutuhan masyarakat," kata Achmad Yuliansyah yang kini masih menjabat bupati Kabupaten Barito Utara itu.
Sumber : ANTARA
Pemekaran Provinsi Kotawaringin
Dukungan gubernur terpilih sangat berpengaruh dalam mempercepat pemekaran provinsi Kotawaringin. Karenanya, jika dukungan itu ada dan prosesnya berjalan lancar diprediksi pemekaran akan rampung pada tahun 2011.
“Tahun 2011 bisa rambung. Dengan catatan apabila lima gubernur nanti mendukung. Selain itu lima kabupaten telah siap menyusun naskah akademik,” kata Ketua Badan Pekerja Pembentukan Provinsi Kotawaringin (BP3K) Kabupaten Kobar Tengku Akhmad Zailani, kemarin.
Dikatakannya dari sisi peraturan sudah tidak ada masalah. Apalagi, syarat pembentukan provinsi sudah terpenuhi. Hanya saja, kata Zailani, saat ini di lima kabupaten yang akan membentuk provinsin Kotawaringin, yakni Kotawaringin Timur, Seruyan, Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara terbentuk penyusunan kajian akademik.
Zailani menjelaskan pemekaran diperlukan dikarenakan potensi daerah di lima kabupaten dibagian barat ini sangat besar dan memadai. Kemudian selanjutnya Kalimantan Tengah dalam satu provinsi sekarang ini terlalu luas, akibatnya jangkauan pelayanan kepada masyarakat seringkali terganggu.
“Dengan dibentuknya provinsi di lima kabupaten ini nantinya akan memperpendek arus birokrasi, kemudian dana yang didapat juga lebih besar. Pengembangan kota lebih cepat dalam hal pembangunan,” ujarnya.
Untuk kajian akademik pihaknya akan bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM). Bahkan, salah satu universitas terkenal di pulau jawa itu sudah membentuk tim ahli. Tim ahli tersebut, lanjutnya dibagi dari berbagai disiplin ilmu yakni pertanahan, masalah ekonomi, masalah keuangan, masalah kependudukan dan lain sebagainya.
“Sedikitnya ada 15 Profesor yang telah siap membantu kita dalam rangka menyusun naskah akademis. Hanya saja kita terkendala masalah dana yang belum mencukupi. Sebenarnya Kobar telah menyiapkan dana sebesar Rp 200 juta, dana itu sudah siap, tapi dana ini belum mencukupi untuk biaya penyusunan naskah akademik. Mereka minta Rp 600 juta, kita masih menunggu dari empat kabupaten lainnya,” ungkapnya. Dirinya juga mengapresiasi dengan adanya gerakan seribu rupiah yang dicetuskan di Sampit beberapa waktu yang lalu.
Terpisah Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang, saat panen perdana Rumput Laut di Teluk Bogam beberapa waktu lalu mengungkapkan terkait pemekaran Kotawaringin dirinya mengaku tetap tunduk dan patuh pada aturan.
Ia menilai pemekaran provinsi tersebut adalah domainnya masyarakat. Prinsip dari Undang-Undang bahwa pemekaran provinsi itu adalah aspirasi. Nah, aspirasi dari rakyat ini harus ditempuh dengan beberapa persyaratan diantaranya persyaratan administratif, hukum ketatanegaraannya, dan yang paling penting adalah masalah desainnya, jadi harus ditentukan mana kotanya, dimana pusat perekonomiannya dan lain sebagainya. Nah untuk menentukan hal itu, kata Teras harus ada namanya naskah akademis.
Sementara terkait perkembangan pemekaran, dirinya mengakui tidak tahu soal itu. Menurut Teras, tugas dirinya sebagai Gubernur adalah cuma satu yakni bagaimana merukunkan, mensejahterakan masyarakat di 13 Kabupaten dan Kota. “Saya tidak dalam posisi untuk itu, karena tidak ada ruang bagi saya mempergunakan kalimat itu. Tetapi sekali lagi itu adalah milik rakyat, sementara pada prinsipnya yang namanya pemerintah tugasnya adalah untuk memakmurkan rakyat yang sudah mempercayakan,” pungkas Teras. (Sumber: Radar Sampit, 6 Mei 2010)
Calon Kepala Daerah Diminta Bersaing Sehat
Wakil Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) H. Sukirman meminta agar calon kepala daerah yang akan berlaga pada pesta demokrasi tahun ini bersaing secara sehat. Dia berpendapat bila calon Bupati/Wakil Bupati Kobar dan Calon Gubernur/ Wakil Gubernur Kalteng lebih menonjolkan visi dan misinya untuk membangun daerah. Hal ini tentunya dilakukan dalam rangka menggalang dukungan suara pada pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada), yang dilakukan dengan cara sehat, tidak saling menjatuhkan, tetapi lebih menonjolkan visi dan misinya.
“Hal ini tentunya dilakukan agar kedepan masyarakat dapat mengetahui masing-masing figur yang memimpin Kobar lima tahun kedepan. Karena saat ini masyarakat Kobar sedang mencari figur. Sehingga diharapkan juga dalam persaingan antara kandidat dapat berlangsung sehat, juga sesuai menurut aturan yang ditetapkan,” katanya belum lama ini.
Ditambahkanya, Pemilukada secara umum adalah merupakan tanggung jawab masyarakat Kobar dalam mensukseskannya, baik Pemilukada calon Bupati Kobar maupun Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng. Sehingga dengan adanya pemilukada ini nantinya, proses demokrasi juga terlaksana sesuai dengan aturan yang diharapkan oleh masyarakat. “Kandidat yang ikut berlaga dalam pemilukada juga diharapkan saling menjaga, seperti dicontohkannya dalam pelaksanaan kampanye juga harus sesuai jadwal yang ditentukan, sehingga, gesekan-gesekan antara kandidat tidak akan terjadi,” terangnya.
Menurutnya, sejauh ini situasi dan kondisi di Kabupaten Kotawaringin Barat masih terjaga dan kondusif, untuk itu perlu peran serta dari berbagai kalangan untuk terus menjaga keamanan wilayah Kobar. “Jadi mari kita bersama menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah kita. Memang disetiap pelaksanaan kampanye, benturan kepentingan mungkin sekali dapat terjadi apalagi saat ini pada pelaksanaannya untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah kita sendiri, yang secara otomatis memiliki hubungan langsung dari segi kewilayahan, psikologis dan kultural,” terangnya. (Sumber Kalteng Pos, 23/04/10).
Jadwal Kampanye Dan Debat Publik Telah Ditetapkan
Jadwal kampanye calon Bupati / Wakil Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) sudah selesai dibuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan telah mendapat persetujuan dari tim kampanye.
“Kami telah menyusun jadwal kampanye untuk kedua pasangan calon di enam kecamatan di Kobar yang dimulai pada 19 Mei hingga 1 Juni mendatang,” kata Ketua KPU Oscar Viyarisa usai melakukan pembicaraan dengan tim kampanye kedua calon Bupati di kantor KPU kemarin.
Pada hari pertama masa kampanye, yaitu 19 April, kedua pasangan akan menyampaikan visi, misi serta program masing-masing kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam rapat Paripurna.
Setelah itu, pada 20 Mei, KPU menjadwalkan untuk mengadakan kampanye damai bagi kedua pasang kandidat. Berdasarkan kesepakatan pada rapat itu, kampanye damai dua kandidat akan dilakukan dengan melakukan arak-arakan keliling kota secara bersama-sama.
Untuk menghindari penyusupan serta membedakan pendukung masing-masing calon, maka dalam rapat itu disepakati kendaraan yang akan dipakai masing-masing tim sukses harus ditempel nomor urut masing-masing pasangan. Disepakati pula peserta arak-arakan maksimal hanya boleh membawa 30 mobil untuk memudahkan pengawasan. Sedangkan untuk kendaraan roda dua KPU mengatakan tidak ada batasan jumlah.
“Yang perlu diingat setiap kampanye yang terdapat unsur mengumpulkan orang banyak harus mendapat surat ijin Kepolisian. Ini penting untuk menghindari hal-hal yang dapat mengacu kerusuhan,” kata Anggota KPU Kobar Tonny Pandiangan.
Untuk debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati, menurut Tonny akan di Aula Anta Kusuma. Jadwal debat publik sudah pula ditentukan. “Sesuai peraturan yang berlaku, debat publik calon peserta pemilu kada diadakan lima kali,” tegasnya.
Untuk Debat Bupati dilakukan tiga kali, yaitu pada 22, 26 dan 30 Mei. Sedangkan debat Wakil Bupati akan diadakan pada 24 dan 28 Mei. Dalam debat ini akan dipandu seorang MC dan tiga panelis yang ditunjuk oleh KPU Kobar. Debat tersebut bersifat terbuka, bisa disaksikan langsung oleh masyarakat.
(Sumber Borneonews, 22/04/10).
Hasil Riset Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia
Ini prestasi membanggakan bagi Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di bidang Kesehatan. Hasil riset yang dilakukan Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan 14 Kabupaten/kota se-Kalteng tingkat pelayanan Kesehatan Kobar berada di posisi kedua.
“Ini sebuah prestasi yang menggembirakan Pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kobar terbaik kedua se-Kalteng,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kobar Indrawan Sakti saat ramah tamah memperingati hari kesehatan sedunia ke-62, kemarin.
Atas hasil itu, Indrawan mengaku tidak akan berbesar hati. Pihaknya akan tetap terus melakukan berbagai perbaikan dan akan selalu memberikan yang terbaik. Dikatakannya tuntutan atas pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin hari semakin meningkat, sehingga masih perlu kerja keras untuk memberikan yang terbaik terhadap kesehatan masyarakat.
Sementara Bupati Kobar H Ujang Iskandar mengungkapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejak beberapa tahun terakhir terus mengalami perbaikan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi berbagai hal, jaminan kesehatan dasar secara gratis dan layanan kesehatan lainnya seperti masih diberlakukannya surat keterangan tidak mampu (SKTM) khusus ruang kelas 3 RSUD Sultan Imanuddin.
Selain prestasi kerja tersebut lanjut Bupati, Kobar juga telah mempunyai salah satu puskesmas yang menyandang sertifikat ISO. Ini menandakan kemajuan di bidang kesehatan, sehingga ia berharap kepada media massa, agar tidak hanya mencari kesalahannya saja.
“Jika ada informasi tentang prestasi harapan kita juga disebar luaskan, supaya masyarakat juga tahu. Kalau selama ini para petugas di lapangan juga bekerja, jangan hanya kekurangannya saja yang dibesar-besarkan,” pinta Ujang.
Dalam peringatan hari kesehatan sedunia ke-62 yang mengambil tema “Kota sehat warga sehat” kemarin ada dua MoU ditandatangani yang pertama penandatanganan kesepakatan MoU institusi bebas rokok.
Dan yang kedua usai apel bersama di halaman kantor Dinkes kemarin seluruh organisasi profesi bidang kesehatan di Kobar seperti IDI, IBI dan beberapa organisasi lainnya beserta Pemkab Kobar, Dinkes Kobar menandatangani MoU pencapaian rencana strategis pembangunan kesehatan.
Dengan adanya MoU tersebut, kata bupati agar semua organisasi profesi dapat bekerja dengan gigih untuk sama-sama menciptakan kesehatan masyarakat. (Sumber: Radar Sampit, 23 April 2010)
Ajukan 1.282 Formasi CPNS
Ini informasi terbaru bagi pencari kerja. Tahun 2010 ini Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) telah mengajukan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak 1.282 CPNS kepada pemerintah pusat. Dari jumlah formasi yang diajukan, rinciannya ada tiga formasi yakni formasi guru sebanyak 619, tenaga kesehatan 50, dan tenaga teknis 613 formasi.
“Jumlah formasi yang kita ajukan ke pusat berdasarkan kebutuhan dari masing-masing instansi atau dinas, dan sudah diajukan ke pusat pada 12 April lalu. Harapan kita formasi yang diajukan Kobar bisa terpenuhi semuanya. Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, tidak semua pengajuan dipenuhi,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) melalui Bidang Pengembangan Safwan, Kemarin (30/4).
Menyinggung jadwal rekrutmen, Safwan memperkirakan akan dimulaikan pada Oktober-November mendatang. Ini berdasarkan pada waktu pelaksanaan rekrutmen tahun lalu. “Tahun ini kemungkinan juga dilakukan pada bulan yang sama,” ujarnya.
Terkait rekrutmen formasi tenaga kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan dua formasi lainnya tahun ini. Safwan mengatakan rekrutmen tenaga kesehatan pada tahun lalu sudah cukup banyak. “Rekrutmen tenaga guru pada tahun lalu sebenarnya juga sudah banyak tetapi untuk tenaga yang satu ini ternyata masih banyak dibutuhkan,” paparnya. Untuk formasi guru, lanjutnya, guru yang dibutuhkan pada semua jenjang SD, SMP, SMA sederajat. Yang membedakan pada tahun ini formasi guru TK juga diajukan. Diperkirakan masih sama dengan tahun lalu yakni serendah-rendahnya adalah Diploma II. Tetapi dalam pengajuan ini, Pemkab Kobar tetap mengajukan formasi bagi lulusan SMA sederajat khususnya untuk kejuruan. Bahkan, kata dia, untuk lulusan SMP formasinya juga diajukan.
“Setiap pengajuan formasi selalu dimasukkan untuk lulusan SMP atau SMA sederajat, yaitu sebagai tenaga cleaning service, tenaga lapangan, penjaga sekolah dan sebagainya, tetapi selalu tidak disetujui. Nah, tahun ini kita ajukan kembali, jika memang tidak disetujui apa boleh buat,” ujarnya.
Disinggung terkait tenaga honor di Kabupaten Kotawaringin Barat, Safwan menuturkan bahwa sejak tahun 2006 tenaga honor yang sesuai dengan PP nomor 48 tahun 2005 telah habis diangkat. Jadi lanjut dia, di Kobar tidak ada lagi tenaga honor yang sesuai peraturan tersebut.
Dari seluruh formasi yang diajukan, Safwan memprediksi yang dikabulkan tidak akan sebanyak tahun lalu. Tahun 2009 lalu formasi di Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan jumlah formasi terbanyak di Kalteng yakni mencapai 700 ratus lebih. “Memang formasi tahun lalu tidak semuanya terisi, yakni sekitar 60 formasi yang kosong, tetapi pada tahun ini kembali kita ajukan lagi agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi,” urainya. (Sumber Radar Sampit, 01/05/10).
2010 TNTP Targetkan 4.165 Pengunjung
Balai Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) menargetkan tingkat kunjungan tahun 2010 sebesar 4.165 pengunjung baik dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara dan lokal.
Kepala Balai TNTP Gunung M. Sinaga menyatakan optimis target kunjungan tersebut bisa tercapai. Catatan Balai TNTP, angka kunjungan hingga April 2010 sudah mencapai 1.248 wisatawan.
“Dengan melihat pergerakan angka kunjungan, kami optimis target kunjungan tahun ini bisa tercapai. Terlebih lagi nanti akan datang rombongan wisata Sail Indonesia,” ucapnya.
Terkait rencana penyambutan kedatangan rombongan Sail Indonesia 2010, Gunung menyatakan TNTP tidak membuat persiapan khusus penyambutan karena sudah menjadi kunjungan rutin.
“Yang terus kami lakukan adalah memelihara, menjaga serta mengembangkan kawasan taman nasional agar tetap menjadi referensi kunjungan wisata dunia,” kata Gunung.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kobar I Nengah Parsa, menuturkan sektor pariwisata akan terus digenjot peningkatannya oleh Pemkab Kobar mengingat sektor ini sangat memberikan kontribusi kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
Nengah menuturkan, seperti tahun-tahun sebelumnya rombongan wisatawan dari berbagai negara yang tergabung dalam Sail Indonesia 2010 akan singgah ke Pangkalan Bun sebelum bertolak TNTP. Sail Indonesia merupakan agenda rutin setiap tahun, dan Kobar menjadi salah satu tujuannya.
“Bupati Kobar sendiri sudah menjadi anggota paguyuban Sail Indonesia. Seluruh Bupati yang mempunyai tempat wisata yang bakal dikunjungi Sail Indonesia tergabung dalam paguyuban tersebut,” jelas Nengah.
Nengah berharap kedatangan wisatawan Sail Indonesia 2010 pada September mendatang menjadi momentum bagi masyarakat untuk memperlihatkan segala potensi yang dimiliki Kobar.
“Kedatangan mereka harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mempromosikan seluruh potensi wisata yang ada di Kobar,” harap Nengah. (Sumber: Radar Sampit, 12 Mei 2010)
Kepala Balai TNTP Gunung M. Sinaga menyatakan optimis target kunjungan tersebut bisa tercapai. Catatan Balai TNTP, angka kunjungan hingga April 2010 sudah mencapai 1.248 wisatawan.
“Dengan melihat pergerakan angka kunjungan, kami optimis target kunjungan tahun ini bisa tercapai. Terlebih lagi nanti akan datang rombongan wisata Sail Indonesia,” ucapnya.
Terkait rencana penyambutan kedatangan rombongan Sail Indonesia 2010, Gunung menyatakan TNTP tidak membuat persiapan khusus penyambutan karena sudah menjadi kunjungan rutin.
“Yang terus kami lakukan adalah memelihara, menjaga serta mengembangkan kawasan taman nasional agar tetap menjadi referensi kunjungan wisata dunia,” kata Gunung.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kobar I Nengah Parsa, menuturkan sektor pariwisata akan terus digenjot peningkatannya oleh Pemkab Kobar mengingat sektor ini sangat memberikan kontribusi kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
Nengah menuturkan, seperti tahun-tahun sebelumnya rombongan wisatawan dari berbagai negara yang tergabung dalam Sail Indonesia 2010 akan singgah ke Pangkalan Bun sebelum bertolak TNTP. Sail Indonesia merupakan agenda rutin setiap tahun, dan Kobar menjadi salah satu tujuannya.
“Bupati Kobar sendiri sudah menjadi anggota paguyuban Sail Indonesia. Seluruh Bupati yang mempunyai tempat wisata yang bakal dikunjungi Sail Indonesia tergabung dalam paguyuban tersebut,” jelas Nengah.
Nengah berharap kedatangan wisatawan Sail Indonesia 2010 pada September mendatang menjadi momentum bagi masyarakat untuk memperlihatkan segala potensi yang dimiliki Kobar.
“Kedatangan mereka harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mempromosikan seluruh potensi wisata yang ada di Kobar,” harap Nengah. (Sumber: Radar Sampit, 12 Mei 2010)
Minggu, 16 Mei 2010
Penobatan Sultan Ke - 15 Kerajaan Kutaringin
Pada hari ini (minggu 16 Mei 2010) dilaksanakan Penobatan Sultan ke -15 Kerajaan Kutaringin sebagai simbol budaya. Acara yang dimulai dengan upacara penyambutan ala Kesultanan dan ala Dayak Tomun ini berlangsung cukup khidmat. Undangan yang hadir mulai dari Gubernur Kalteng Bpk. A. Teras Narang, SH, Anggota DPD RI Asal Kalteng Bpk. Hamdani, S.Ip., Bupati Kotawaringin Bpk. DR. H. Ujang Iskandar, ST, MSi, Para Unsur Muspida, Kekerabatan Bosar Kerajaan Kutaringin, Para Juriat Kesultanan Kutaringin, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, para Pengusaha, masyarakat kobar dan sekitarnya.
Putra mahkota ke-14 Pangeran Alidin Sukma Alamsyah dinobatkan. Acara penobatan akan digelar secara tradisi kerajaan.Sultan Ke -15 ini bergelar Sultan Alidin Sukma Alamsyah yang dinobatkan di Istana Kuning (Bukit Indra Kencana).
Pangeran Alidin Sukma Alamsyah adalah putra tertua dari mendiang Pangeran Ratu Alamsyah, yang merupakan Sultan ke -14 Kerajaan kutaringin. Dalam Jurait kesultanan terdapat 9 saudara. Sementara yang akan dinobatkan kali ini adalah putra tertua.
Penobatan ini berdasarkan hasil Musyawarah Besar (Mubes) penobatan Sultan Kutaringin XV yang dilaksanakan kerabat Kesultanan Kutaringin merupakan simbol budaya dalam upaya mempererat tali silatuhrahmi sekaligus untuk menyatukan persepsi warga masyarakat Kotawaringin Barat (Kobar).
Tujuan pelaksanaan Mubes oleh semua juriat kerabat Kesultanan Kutaringin, Juriat Gusti, Juriat Utin, Juriat Mamas, Juriat Said, Juriat Tengku dan Juriat Pangeran Bendahara, Juriat Tengku dan Juriat Kiayi dari kerabat Kesultanan Kutaringin tersebut menyatukan persepsi tentang penobatan Sultan Kutaringin ke XV, selain sebagai simbol budaya, juga sebagai pemersatu masyarakat Kotawaringin Barat yang merupakan amanah Sultan Kutaringin.
Hal ini dikemukakan ketua kekerabatan besar Kesultanan Kutaringin Pangeran Mu’asydinsyah pada pembukaan Mubes Kerabat Kesultanan Kutaringin di Bangsal Kesultanan Istana Kuning Minggu (15/3/2010).
“Kalau kita membaca sejarah kerajaan Kesultanan Kutaringin ini termasuk dalam kerajaan yang berada di kawasan nusantara. Hal ini membuktikan dari banyaknya raja kerajaan Kutaringin bertahta dan berkuasa dalam kerajaan Kutaringin yang berjumlah 14 orang, selama tiga abad yang silam yakni abad 16 sampai abad ke 19. Dimana saat itu Pangeran Ratu Alamsyah sebagai raja Kerajaan Kutaringin diakhir tahun 1949,” terang Pangeran Mu’asydinsyah yang akrab dipanggil Ama Pangeran.
Oleh karena itu Pangeran Mu’asydinsyah dengan tegas menyatakan, Kerajaan Kutaringin sampai saat ini sudah masuk dalam Forum Komunikasi Informasi Nusantara (FKIN) dijajaran kerajaan diseluruh Indonesia.
Pangeran Mu’asydinsyah berharap, dalam Mubes pertama tahun 2010 kali ini penobatan Sultan Kutaringin ke XV tahun 2010 hanya bersifat simbol budaya dalam upaya melestarikan cagar budaya, sebagai peninggalan kerajaan Kutaringin, termasuk adat istiadat dan peninggalan leluhur.
Karena itu menurutnya, sangatlah mustahil kalau Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Kobar tidak memperhatikan pembangunan Bangsal Istana Kuning, yang satu-satunya situs peninggalan sejarah di Kalimantan Tengah.
Sidang Mubes Kekerabatan Kesultanan Kutaringin dipimpin Gusti Husni Syamsul dan sekretarisnya Helmi dan anggota Syeirani SE. Pembahasan dibagi menjadi tiga komisi, yakni komisi A membahas pengusulan dan menetapkan Sultan Kutaringin ke XV dari kerabat Kesultanan Kutaringin, komisi B menyusun struktur perangkat/pembantu kesultanan dan komisi C menyatukan persepsi tentang penobatan Sultan Kutaringin ke XV sebagai simbol budaya. (Sumber:Radar Sampit, 17 Maret 2010)
Pakaian Adat Dayak Tomun
Tabligh Akbar KH. Abdullah Gymnastiar
Tabligh Akbar KH. Abdullah Gymnastiar di Masjid Besar Sirajul Muhtadin Kelurahan Baru Pangkalan Bun Kotawaringin Barat kali ini terkesan singkat, tetapi tidak mengurangi minat para jama'ah yang berada di kota manis Pangkalan Bun untuk datang menghadiri walaupun hujan deras turun membasahi kota Pangkalan Bun.
Langganan:
Postingan (Atom)