Puskesmas Madurejo, Kotawaringin Barat (Kobar), sudah menangani 46 kasus
demam berdarah dangue (DBD) sepanjang 2012. Jumlah tersebut tergolong
banyak dibandingkan puskesmas lainnya.
Petugas Puskesmas Madurejo
Bahrianto mengatakan, banyaknya kasus DBD yang terjadi di wilayah
Puskesmas Madurejo akibat perilaku masyarakat yang masih kurang perduli
terhadap pemberantasan jentik dan melakukan pola hidup sehat. Padahal
pihak puskesmas tidak kurang-kurang melakukan sosialisasi dan penyuluhan
tentang masalah kesehatan. Di samping itu, di lingkup Puskesmas
Madurejo juga sudah terdapat 11 jumantik yang selalu aktif melaksanakan
kegiatan.
“Selain tingkat keperdulian, juga koordinasi lintas sektoral yang
kurang. Keterlibatan Pemerintah Kecamatan (Arsel) bisa dibilang minim.
Kita perlu partisipasi dari pemerintah kecamatan untuk melakukan upaya
sosialisasi yang lebih intens,” papar Bahrianto. Sejauh ini hanya pihak
puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar yang selalu aktif. Padahal,
untuk mengkoordinasi masyarakat perlu adanya keterlibatan pihak
kecamatan secara langsung.
Lebih lanjut Barianto mengatakan, berbagai
upaya yang sudah dilakukan pihak puskesmas dan Dinkes diantaranya,
penyuluhan terhadap berbagai kelompok masyarakat seperti kelompok
shalawatan, surveiland di lapangan, pembagian abate dan fogging yang
dilakukan dinas kesehatan.
“Kami sudah semaksimal mungkin melakukan
sesuai protap,” ujarnya. Sekedar diketahui, Puskesmas Madurejo
menjangkau dua kelurahan dan satu desa.
Selain wilayah Kelurahan
Madurejo sendiri, wilayah kerja Puskesmas Madurejo juga membawahi
Kelurahan Sidorejo dan Desa Pasir Panjang. Semua masuk Kecamatan Arsel.
(Sumber Radar Sampit, 26 Desember 2012)
Rabu, 02 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar